Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara memiliki keunikan tersendiri dalam industri UMKM karena beragam etnis, budaya dan faktor geografi yang membuat kota Medan memiliki beragam varian kebutuhan.

Bahkan artis-artis ibukota mengatakan barometer suksesnya adalah kalau sudah pernah menggelar konser di Medan. Juga untuk kuliner dalam banyaknya varian makanan di Medan dapat dikategorikan menjadi dua macam; yaitu: Enak, dan Sangat Enak.

Namun, sudah hampir setahun, industri pariwisata terutama hotel dan restaurant mengalami penurunan omset. Setidaknya, itulah yang diungkapkan Ferry Dika, Wakil Ketua Bidang Pariwisata dan UKM, Kadin Medan.

"Perusahaan-perusahaan besar yang masih bergantung kepada korporasi dan instansi yang pembayarannya bisa mundur sampai dengan 3 bulan apalagi selama pandemic menahan pengeluaran fokus ke penanganan covid-19," katanya, Jumat (5/2/2021).

Beberapa hotel dan restaurant besar tutup dan terpaksa merumahkan karyawan-karyawannya.

"Dampaknya bukan hanya kepada pemilik usaha hotel dan restaurant saja, tetapi UKM lokal, supplier juga ikut terimbas karena hotel dan restaurant pada tutup automatis mereka tidak bisa berjualan lagi," lanjutnya.

Belakangan ini Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dilonggarkan. Terlihat hotel-hotel bintang 4 maupun bintang 5 sudah mulai terisi karena konsumen yakin hotel berbintang memiliki standar operasional yang ketat dalam melaksanakan Protokol Kesehatan dan sterilisasi ruangan dan peralatan.

Untuk hotel-hotel bintang 3 ke bawah ataupun melati bisa menawarkan untuk program STAYCATION (liburan dalam kota) juga program isolasi mandiri kepada perusahaan dan pendatang dari luar negri.

"Negara jiran kita, Malaysia mewajibkan pendatang dari luar negeri untuk melakukan isolasi mandiri selama 2 minggu di hotel-hotel dengan biaya sendiri, baik penduduk asli maupun turis jika ingin masuk ke Malaysia," terangnya.

Hal ini pastinya dapat menghidupkan Kembali hotel-hotel di Medan dan UKM lokal yang bergantung ke hotel dan restaurant.

Saat ini, pemerintah sedang bekerja keras untuk menuntaskan permasalahan pandemic dan perekonomian, khususnya di kota Medan.

"Kita jangan hanya mengeluh dan menunggu bantuan dari pemerintah, ayo sama2 bekerjasama dalam menjaga protocol Kesehatan," ungkap pria penyandang dua gelar sarjana ini.

Merupakan suatu solusi untuk teman-teman yang kehilangan pendapatan untuk memulai usaha kecil-kecilan home industry ataupun UMKM karena mayoritas konsumennya adalah end user dan transaksinya dengan cash, sehingga tidak bergantung ke korporasi ataupun instansi pemerintahan.

Dengan adanya PSBB memang sangat sulit berjualan secara fisik (toko) karena orang-orang takut keluar rumah. Hal itu membuat pola berjualan mulai beralih secara online perlahan membuat pengusaha-pengusaha pemula untuk lebih kreatif menawarkan dagangannya ke sosial media dan dunia maya.

"Saya yakin jika kita semua berdisiplin tinggi dalam menjalani prokes dan mau berusaha keras, maka Medan akan segera bangkit Kembali dalam waktu cepat," tutup Ferry Dika.