Penurunan Impor Indikator Perekonomian Nasional Belum Normal
Administrator Rabu, 17 Februari 2021 18:36 WIB
Perekonomian Nasional belum kembali normal. Salah satu indikatornya adalah penurunan impor, terutama bahan baku/penolong dan barang modal. Hal ini seperti disampaikan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani seperti dilansir investor.id.
“Penyebaran pandemi Covid-19 di sejumlah negara juga kembali memunculkan kekhawatiran akan terjadi pembatasan pergerakan masyarakat di negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Hal ini pun mengganggu produktivitas industri global, hingga PMI global pada Januari lebih rendah dibandingkan Desember 2020 kemarin,” katanya, Selasa (16/2).
Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan peningkatan ekspor dapat membantu pemulihan ekonomi Nasional. Ia memproyeksi ekspor di 2021 akan meningkat 6,3%. Neraca perdagangan Indonesia akan surplus. Beberapa langkah dilakukan Pemerintah untuk mencapai target tersebut. Di antaranya, peningkatan ekspor ke negara-negara mitra dagang utama Indonesia, mendorong UMKM melakukan ekspor, dan menyelesaikan perundingan perjanjian dagang untuk memperluas pasar ekspor, termasuk ke negara-negara tujuan ekspor nontradisional.
Ditargetkan, lanjutnya, ekspor ke Tiongkok tumbuh 7,86% sampai 10,99% dengan produk utama adalah crude palm oil (CPO) dan turunannya, batu bara, pulp, besi baja serta turunannya. Tak hanya itu, Lutfi juga menargetkan ekspor ke Amerika Serikat akan tumbuh sebesar 3,87% sampai 8,16% tahun ini, sedangkan andalan produk ekspornya adalah CPO dan turunannya, udang, dan elektronik.
“Untuk ekspor ke Jepang ditargetkan tumbuh 2,97% sampai 9,50% dengan produk utama batu bara, waste and scrap logam mulia, dan nikel,” tutupnya.